KIMIA

Mau tahu tulisan ini seperti apa? Yuk mari menyimak readers!

DAMPAK PEMBAKARAN BAHAN BAKAR
                Pencemaran udara adalah keadaan dimana udara mengandung senyawa kimia dengan konsentrasi yang cukup tinggi(di atas normal/ambient) yang berpengaruh terhadap manusia, hewan tumbuhan dan benda lainnya. Hal ini dapat merusak tanah, air, hasil pertanian, hewan bahkan benda yang berada di sekitar kawasan polutan.
                Pencemaran udara jelas mengurangi kenyamanan hidup serta menggannggu kesehatan manusia. Dengan beroperasinya proyek industri dan alat transportasi maka akan terjadi emisi bahan buangan limbah gas dan partikel dari proses pembakaran BBM. Emisi gas hasil dari proses pembakaran tersebut yakni SO2, CO, H2S, CO2 dan partikel jelaga.
1.       SUMBER BAHAN PENCEMARAN
                Pencemaran yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar umumnya terjadi karena pembakaran yang tidak sempurna serta adanya pengotor dalam bahan bakar dan penambahan zat aditif yang tidak tepat.
a.       Pembakaran tidak sempurna
Bahan bakar minyak bumi mengandung unsur C & H(Karbon & Hidrogen). Proses pembakaran sempurna bahan bakar akan menghasilkan CO2(Karbon dioksida) dan uap air(H2O). Pembakaran yang tidak sempurna akan menghasilkan CO(Karbon monoksida) dan dalam pemabakaran yang udaranya sangat kurang akan menghasilkan jelaga(partikel-partikel karbon yang tidak terbakar).
b.      Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar minyak bumi di Indonesia sedikit mengandung belerang. Saat minyak bumi dibakar, belerang yang terkandung di dalamnya akan berubah menjadi SO2(belerang dioksida).
c.       Bahan aditif dalam bahan bakar
Bahan aditif ini bersifat mencemari lingkungan, seperti TEL. Tetapi untuk meningkatkan mutu bensin diperlukan penambahan bahan aditif sehingga bahan aditif TEL digantikan dengan MTBE yang lebih ramah lingkungan.

2.       ASAP KENDARAAN BERMOTOR
Gas-gas yang ada pada asap kendaraan bermotor apabila berlebihan akan berdampak negatif bagi kehidupan. Gas-gas tersebut yakni CO2, CO, oksida nitrogen dan oksida belerang.
a.    Karbon dioksida
Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatakan peningkatan suhu permukaan bumi.
b.    Karbon monoksida
Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan  rasa sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam darah membentuk COHb (karboksihemoglobin).

c.     Oksida Belerang
Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasna, akan berekasi dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
d.    Oksida nitrogen
NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan sluran pernapasan, membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.

3.       EFEK RUMAH KACA
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat (Wikipedia, 2011). Efek rumah kaca yang berlebih mengakibatkan meningkatkannya suhu permukaan bumi. Sehingga terjadi perubahan iklim  yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistemlainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

4.       PENGARUH GAS FREON
Refrigerant atau yang sering kita sebut Freon adalah cairan yang menyerap panas pada suhu rendah dan menolak panas pada suhu yang lebih tinggi. Prinsip-prinsip refrigerant memungkinkan untuk digunakan pada outdoor unit dan indoor unit langsung menjalankannya dengan baik, karena hubungan tekanan suhu.Hubungan tekanan suhu ini memungkinkan untuk dapat mentransfer panas.
Freon berpotensi menyebabkan terjadinya pemanasan global/global warming. Freon yang merusak atmosfir ditengarai mampu menimbulkan efek rumah kaca 510 kali lebih besar dibandingkan dengan Karbon Dioksida (CO2). Kontribusi CO2 sendiri terhadap timbulnya efek rumah kaca diperkirakan sebesar 9-26%. Sebagai fluida yang digunakan pada mesin pengkondisian udara pada umumnya Freon boros dalam penggunaan energi listrik karena membutuhkan kerja kompresor yang cukup besar. Konsumsi listrik peralatan pendingin yang menggunakan Freon sebesar 25-40 % dari konsumsi pada umumnya.

5.       PENGARUH HUJAN ASAM
Hujan asam adalah hujan dengan pH air kurang dari 5,7 sedangkan pH normal air 7. Hujan asam biasanya terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat dalam polusi udara. Hal ini biasanya terjadi karena peningkatan emisi sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (Nox) di atmosfer. Polutan asam yang dapat menyebabkan hujan asam adalah polutan bahan bakar fosil (misalnya, minyak, batu bara, dll) yang ditemukan dalam kadar tinggi dari knalpot mesin pembakaran internal (misalnya knalpot mobil). Hujan asam juga dapat terjadi dalam bentuk lain seperti salju.
Hujan asam terjadi ketika gas-gas yang tercemar menjadi terjebak di dalam awan. Awan bisa melayang hingga ratusan bahkan ribuan kilometer sebelum akhirnya melepaskan hujan asam. Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan pernapasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersama-sama dengan udara terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dapat merusak paru-paru bahkan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Hujan asam juga mengakibatkan korosi dan merusak bangunan serta dapat menyebabkan tumbuhan menjadi layu, kering dan mati. Selain itu hujan asam juga dapat merusak ekosistem perairan.

PENANGGULANGAN
Dampaknya banyak bukan? Maka dari itu readers, kita harus tahu bagaimana cara penanggulangan yang tepat untuk mencegah dampak-dampak tersebut. Disini saya menuliskan penanggulangannya adalah “menggunakan bahan bakar alternatif”.

Mengapa harus menggunakan bahan bakar alternatif? Ini karena dampak yang terjadi oleh pembakaran bahan bakar kendaraan dapat menimbulkan pencemaran udara yang berdampak buruk terhadap lingkungan dan berdampak negatif terhadap kehidupan manusia, readers. Serta kini harga BBM sudah mulai mahal oleh karena itu untuk mengirit pengeluaran, kita dapat beralih ke bahan bakar alternatif selain bensin yang tentunya ramah lingkungan ya, readers.
Bahan bakar alternatifnya yakni sollar cell. Sollar cell ini merupakan bahan bakar yang berasal dari matahari, pertama kali ditemukan oleh para penemu dari Bell Laboratories. Peristiwa penemuan solar cell terjadi pada tahun 1954,ketika para teknisi laboratorium menemukan p-n junction yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Sollar cell ini sebaiknya digunakan daripada terus menggunakan bahan bakar dari minyak bumi karena minyak bumi sendiri merupakan SDA yang tidak dapat diperbaharui serta jumlahnya makin hari makin berkurang dan diperkirakan tidak lama lagi akan benar-benar habis. Penggunaan bahan bakar minyak bumi diperkecil, selain untuk menghemat, juga untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Kimia Dasar Lanjut, Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N dan Penentuan Kadar Asam Cuka

Laporan Kimia Dasar Lanjut, Reaksi Reduksi Oksidasi

Laporan Kimia Dasar Lanjut, Pembuatan dan Sifat Koloid