Fina dan Winda
 
“Coba lihat dia, dia terus saja membuat temannya untuk membenci dirinya” kata Fina sambil sedikit melirik ke arah Ruli.
“Kau ini terus saja memperhatikannya, apakah kau menyukainya? Astagah Fina aku tak percaya ini! Sejak kapan kau menyukai orang seperti itu?!” Balas Winda dengan suara cemprengnya dengan meninggi tanpa malu-malu.
“Berhentilah beramsumsi, kau tahu? Kau selalu salah kalau urusan seperti ini” balas Fina dengan memutar bola matanya malas.
“Hohoho, jadi satu fakta yang ku dapat. Kau belum move on rupanya” balas Winda.
“Kita tidak membahas ini tadi. Tapi kalau kau mau mari kita membahasnya. Aku hari ini punya stok cerita tentang hatiku untuk mu. Dengarkan baik-baik. Dan tolong kau tak usah berlebihan sebelum semuanya kelar dan jangan teriak-teriak, aku tahu bahwa kamu selalu tahu kalau suara mu itu cempreng,jadi telanglah anak manis.
Sekarang aku memulainya…
Aku memutuskan untuk mengejarnya kembali. Aku sudah kembali kini dan jelas banyak peluang untuk ku kembali bersamanya. Aku bahkan berkomunikasi dengannya tapi hanya sesekali, walau begitu aku yakin dia masih mencintaiku. Dan sampai sekarang…
Aku menunggu dan mengharapkannya”
“Kau… temanku yang bodoh!” Respon winda.
“Oh ayolah, aku membutuhkan dukunganmu.”
“Aku mendukungmu untuk segera melupakannya, kau berpendidikan dan kau tahu dia masih bersama kekasihnya. Jadi kau gila jika menginginkkan dia kembali. Kalau dia memang mencintai mu, dia akan bersamamu sampai detik ini namun nyatanya 4 tahun berlalu dan kau tidak bersamanya. Dia tak kunjung datang artinya dia tidak menginkanmu lagi dan otomatis semua harapanmu sia-sia. Jadi berhentilah berharap, dia masih bersama wanita itu hingga saat ini dan dia terlihat bahagia bahkan saat bertemua dengan kita di mall kemarin tanpa malu-malu mereka menunjukkan kemesraannya. Kumohon jangan terus lukai hatimu dengan itu” jelas winda.
“Ahh, kau benar. Aku bahkkan terlihat sangat bodoh bukan. Kau tahu? Aku sangat sedih dengan perasaanku ini. Tidakkah aku terlalu cepat untuk menyerah saat ini?”
“Tidak, hal buruk seharusnya kau tinggalkan segera. Kalau tidak ada wanita itu, kamu pasti…”
“Jangan berandai, itu lebih menyakitkan. Aku bersyukur ada wanita itu walaupun sebenarnya aku tak terima tapi mau bagaimana lagi. Lagipula sepertinya dia baik, buktinya Alex bisa terus bersama dengannya. Kalau tidak begini aku mungkin tidak akan pernah bertemu dengan seseorang” tutup Fina dengan kalimat terakhirnya yang terdengar bergumam.
“Perkenalkan padaku, kau suka menipuku ya! oh, dasar kau” balas winda.
“Hahaha, lagipula itu tes terakhir ttg perasaanku ini. Nanti ku perkenalkan kau padanya. jangan sampai kau jatuh cinta padanya! Hahaha.” Balas Fina yang otomatis mendapatkan jitakan dari winda.
“Ayo, sudah bel tuh” kata winda menarik tangan Fina.
“Kau suka melukai fisikku,” kata Fina dengan suara yang dibuat sedih.
“Kita liat apa yang akan dilakukan seseorang yang terus memperhatikanmu. Ku yakin aku akan di semprot olehnya” balas winda membisik.
“Ku tebak, apa dia orangnya? Meja nomor 13?, baiklah ku izinkan kau dengannya. Setidaknya dia terlihat lebih baik dan… lumayan”
“Astagah, kau benar. Dan aku malu.” Balas Fina kemudian berlari-lari kecil yang disusul winda .
“Gadis itu, selalu saja terlihat menarik” kata Vino bergumam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Kimia Dasar Lanjut, Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N dan Penentuan Kadar Asam Cuka

Laporan Kimia Dasar Lanjut, Reaksi Reduksi Oksidasi

Laporan Kimia Dasar Lanjut, Pembuatan dan Sifat Koloid