Laporan Pendidikan Lingkungan Hidup, studi lapangan
Laporan Pendidikan
Lingkungan Hidup
Penyusun : Dian Fitrah Ardita R
Mawaaliyah Martir
M. Idul
Kelas : Pendidikan
Kimia A
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2016/2017
PENDAHULUAN
Pembangunan
merupakan proses perubahan yang mencakup seluruh sistem sosial seperti politik,
ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelmbagaan, dan
budaya. Pada dasarnya proses pembangunan sangat mempengaruhi keadaan lingkungan
sekitarnya, mempengaruhi aktivitas sosial manusia, dll.
Sungai
merupakan aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus
menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Terdapat beberapa material
pada sungai baik berupa batuan, pasir, kerikil, kerakal, tanah, dll yang
keberadaannya dapat mempengaruhi aktivitas sungai seperti pendangkalan.
Keberadaan material tersebut berkaitan dengan manusia. Manusia dapat memperoleh
keuntungan dengan pemanfaatan material yang terbawa pada air sungai.
Bendungan
atau dam merupakan konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau dan tempat rekreasi. Bendungan seringkali dimanfaatkan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Tanaman
multikultural merupakan tanaman musiman yang dapat tumbuh di daerah yang
suhunya rendah, struktur tanah yang gembur, curah hujan yang cukup, dan
kemiringan lereng yang sesuai agar saat hujan air tidak menggenagi tanaman.
Metode
penelitian yang digunakan saat studi lapangan adalah observasi lapangan atau
observasi secara langsung dengan narasumbernya adalah Dosen Geografi yakni
Bapak Drs. H. Ibrahim, M.Si. Pelaksanaan studi lapangan berlangsung selama
kurang dari satu hari. Objek penelitian berada pada empat titik yakni daerah di
sekitar danau Mawang, bendungan atau dam bili-bili, aktivitas pertambangan
pasir di Lebong, dan daerah Bulubalea yang memiliki tanaman multikultural.
PEMBAHASAN
1.
Lokasi di sekitar Danau
Mawang
Danau
Mawang merupakan danau alami yang terbentuk di bumi. Danau mawang telah
direncanakan sebagai tempat pariwisata dan direncanakan akan dikeruk untuk
pengembangannya.
Ada
beberapa lokasi di sekitar danau mawang yang telah dialihfungsikan seperti lokasi
pertanian dan perkebunan yang dimiliki masyarakat, beberapa lokasinya telah dialihfungsikan
menjadi permukiman masyarakat terutama pada bagian pinggir danau Mawang. Lokasi
pabrik kertas goa dan lokasi untuk pengembangan pohon-pohon yang akan digunakan
sebagai bahan pembuatan kertas dialihfungsikan menjadi kampus Fakultas Teknik
Unhas dan kemungkinan besar dapat dibuat berdiri sendiri menjadi sebuah
institut.
Hal
lain yang terdapat di sekitar danau mawang yakni kuburun Cina yang letaknya
sengaja dibuat jauh dari permukiman karena orang Cina meyakini bahwa semakin
dekat suatu hal dengan permukiman akan menimbulkan terjadinya proses
penggusuran akibat pembangunan. Akan tetapi pada kenyataannya daerah yang
terjauh telah menjadi daerah yang padat penduduknya ditandai dengan pembangunan
beberapa kompleks perumahan baru, pesantren dan pembangunan kampus UIN yang
luas dan strategis sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat dan lokasi yang
harus representatif. Keberadaan kampus tersebut diikuti oleh naiknya harga tanah,
berpengaruh pada pembangunan, berpengaruh terhadap munculnya jasa penyewaan
rumah, penjualan makanan, dll. Hal tersebut merupakan pengaruh pembangunan
terhadap lingkungan.
Semakin
banyak kegiatan pembangunan akan mengakibatkan semakin banyak muncul
tempat-tempat kegiatan sosial ekonomi seperti minimarket, rumah makan, pom
bensin, dll yang pada akhirnya akan mengakibatkan lahan pertanian semakin
sempit. Disatu sisi kebutuhan makanan akan semakin meningkat sehingga sepintas
dapat membenarkan teori Maltus yakni pertambahan jumlah penduduk bagaikan deret
ukur dan pertambahan jumlah bahan makanan bagaikan deret hitung akan tetapi hal
tersebut tidak terbukti karena masyarakat telah mampu mengembangkan teknologi
makan dan industri makanan melalui proses pemikirannya sehingga dapat diperoleh
bahan makanan yang beragam.
Pembangunan
di sekitar danau mawang jelas membawa dampak terhadap lingkungan di sekitarnya.
Ada hal positif dan ada hal negatif yang diperoleh dari proses pembangunan
tersebut.
2.
Bendungan atau dam
bili-bili
Umur
bendungan diperkirakan setengah abad atau sekitar 500 tahun agar masih dapat
berfungsi. Kedalaman air 70m dan penuh sekitar 80m. Alur sungai kecil.
Bendungan ini dimanfaatkan untuk irigasi tetapi tidak mampu dengan jarak yang
sangat jauh. Bendungan mempengaruhi aktivitas manusia karena adanya penimbunan
di sekitar sungai seperti penimbunan tanah pertanian dan penimbunan permukiman
sehingga ada aktivitas manusia yang berubah dan ada juga yang hanya melakukan
penggantian lahan sebagai proses penetapan kegiatan kerja manusia seperti
penggantian lahan pertanian. Keuntungan yang diperoleh lebih besar
dibangdingkan dengan kerugiannya.
Sungai
dibentuk air hujan dan air hujan membawa material yang dilewatinya sehingga akan
terdapat material yang bertumpuk di suatu tempat. Semakin bsesar ukuran
material maka akan semakin cepat kemungkinan ditinggalkannya material tersebut
di suatu tempat. Material yang terbawa dipengaruhi oleh curah hujan dan
kekuatan aliran air. Sungai yang deras airnya berasal dari sungai Jeneberang.
Terdapat
lapisan yang nampak pada dam bili-bili. Lapisan seperti pasir pada dam
bili-bili tersebut merupakan lapisan sapak atau lapisan laut dalam yang
terbentuk selama ratusan tahun lalu dari hasil suspensif material yang
mengendap.
Terdapat
material pada dam bili-bili berupa tanah, batu, pasir, dll yang berasal dari
sungai. Sungai ini awalnya merupakan tanah milik masyarakat tetapi proses
pemanfaatan sungai dilaksanakan melalui perencanaan pemerintah sehingga
keuntungan yang diperoleh dari aktivitas sungai seperti penambangan material
dibagi dengan masyarakat dan pemerintah.
Tumpukan
material yang diperoleh pada sungai harus dikeruk agar tidak menganggu
aktivitas sungai yang berujung pada bendungan bili-bili dan tidak terjadi
pendangkalan pada dam bili-bili. Untuk mengantisipasi hal tersebut telah dibuat
beberapa sabuk pengaman untuk menyaring material kasar dan besar sehingga
material halus saja yang dapat terbawa.
Material
yang muncul tersebut merupakan aktivitas alam yang berpengaruh terhadap manusia
ditandai dengan adanya keuntungan yang dapat diperoleh oleh manusia pada proses
pengerukan material. Proses pengerukan material membutuhkan mobil pengangkut
material dan proses pemecahan material membutuhkan wadah untuk melakukan
pemecahan sehingga muncul pengembangan industri untuk pemecahan batu menjadi
kerikil dan pasir yang berfungsi sebagai bahan bangunan. Hal tersebut merupakan
keuntungan yang diperoleh manusia dari keberadaan material.
3.
Aktivitas
pertambangan pasir di Lebong
Terdapat
batu pada sungai Jeneberang. Batu atau material tersebut pada umumnya tidak
berasal dari tempat yang terdapat air sungai secara langsung melainkan berasal
dari batu yang terbawa oleh air dan memang terlihat bahwa airlah yang membawa
material berupa batu tersebut. Ada beberapa hal yang mempengaruhi sehingga
material dapat terbawa sampai lokasi pada sungai yakni:
a)
Kemiringan lereng
b) Tenaga air yang besar. Tenaga tersebut berasal dari
curah hujan.
Air
dalam ilmu geologi disebut sebagai batuan bukan air karena air strukturnya
termasuk dalam struktur batuan. Sungai terlihat memiliki lapisan, lapisan itu
disebut sebagai lapisan batu asah. Secara geologi lapisan batu asah merupakan
lapisan laut hasil endapan dari material halus. Meterial halus yang suspensif
setelah membentukan endapan lama-lama akan menjadi padat dan keras. Lapisan
tersebut terbentuk karena naiknya lapisan kulit akibat gerakan magma. Magma
tersebut dapat mengangkat lapisan yang luasnya hingga ribuan km. Dasar magma
bisa diangkat dari air laut dan bentuk baru di atas permukaan laut.
Terdapat
beberapa lokasi yang airnya nampak keruh pada sungai Jeneberang. Air keruh
diakibatkan oleh proses ketika air melapukkan material yang dilewatinya
sehingga material akan menjadi halus dan suspensif dengan air. Proses tersebut
akan menimbulkan endapan yang membuat air nampak keruh. Endapan dalam air
tersebut dapat diamati dengan mendiamkan air tersebut hingga tenang. Kekeruhan
bergantung dari material yang dilewatinya serta seberapa besar kekeruhannya
dalam air. Semakin besar material atau semakin kasar material maka endapan yang
akan terbentuk semakin banyak sehingga air akan nampak semakin keruh begitupula
sebaliknya, semakin kecil material atau semakin halus material maka material
akan semakin suspensif dengan air dan endapan yang akan terbentuk semakin
sedikit sehingga air akan nampak agak keruh. Urutan material berdasarkan ukuran
dari kecil ke besar yakni pasir, kerikil, kerakal, dan bom.
Keberadaan
beberapa material berupa batuan yang terdapat pada bibir sungai Jeneberang
diakibatkan oleh erosi. Erosi dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jumlah air
berupa curah hujan, kemiringan lereng dan struktur batuan. Ketika lereng
semakin miring atau kemiringannya besar maka akan semakin besar kemungkinan
terkikisnya batuan dan ketika struktur batuan semakin gembur maka batuan akan
semakin mudah tererosi.
Pusat
pengendalian air sungai terdapat pada bagian yang airnya lebih sedikit. Volume
air sungai tersebut ± 1007 m dengan kedalaman ketika penuh yakni ± 70m serta
diukur dengan bak air kecil ± 2m3. Gunung-gunung yang membatasi dan
terbentang sepanjang sungai tersebut berfungsi untuk membendung sungai.
4.
Bulubalea-Tanaman
Multikultur
Wilayah
Bulubalea merupakan perkampungan baru dan wilayah pinggiran dengan nilai
ekonomi yang rendah pada tahun 1992. Saat empat orang Pengalengan, Bandung
datang berkunjung pada tahun 1992 pada daerah Bulubalea, mereka melakukan
pengecekan pada tanah dengan merasakan rasa tanah tersebut dan mengecek gembur
tidaknya tanah pada daerah tesebut. Kemudian mereka membeli tanah untuk
mengembangkan tanaman kentang dan kol. Keuntungan yang diperolah cukup banyak
saat itu sehingga keempat orang tersebut membeli lagi tanah untuk pengembangan
beberapa tanaman seperti tanaman bawang.
Sejak
saat itu daerah ini telah berkembang dan harga tanah melonjak naik. Pada daerah
ini juga telah dikembangkan tanaman multikultural. Tanaman multikultural
merupakan tanaman semusim seperti bawang, kentang, dll. Lokasi bulubalea dan
sekitarnya dijadikan sebagai tempat perkembangan tanaman multikultural karena pada
daerah tersebut struktur tanahnya gembur, drainase atau saluran tempat air
mengalir baik, kemiringan lereng sesuai sehingga saat hujan turun, air tidak
menggenangi tanaman, dan curah hujan yang cukup sehingga air yang diperlukan untuk
pengembangan tanaman tidak kekurangan. Kabut yang muncul di daerah ini tidak
dibutuhkan pada pengembangan tanaman multikultural tetapi lebih cocok untuk
kebun teh. Akan tetapi kabut ini lama kelamaan akan mempengaruhi tanaman karena
struktur air yang dikandung kabut.
Ketinggian
di daerah Bulubalea sekitar 1400 m. Teori Junghon menjelaskan bahwa setiap
ketinggian tempat 100m dari permukaan laut akan terjadi penurunan suhu
rata-rata 0,5ºC. Sehingga semakin tinggi tempat maka akan semakin rendah suhu
ditandai dengan rasa dingin pada daerah yang tinggi.
PENUTUP
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Setiap
proses yang berlangsung dalam kehidupan saling berkaitan seperti keterkaitan antara
alam terhadap aktivitas manusia, alam terhadap perubahan lingkungan, dll.Setiap
proses yang dilakukan diupayakan dapat memperoleh hasil yang diinginkan dengan
kerugian yang lebih sedikit, seperti pada proses pembangunan di daerah yang
awalnya jauh terhadap permukiman kini kegiatan perekonomian meningkat ditandai
dengan munculnya permukiman baru yang dibangun di daerah yang dianggap jauh
dari permukiman.Contoh lain dari keterkaitan antara manusia dengan alamnya
yakni ketika terdapat material yang terbawa oleh air sungai yang akhirnya
mengendap disuatu tempat harus dikeruk agar tidak menganggu aktivitas sungai
yang berujung pada bendungan. Kemudian bendungan dibuat karena diyakini
memiliki banyak manfaat dibandingkan dengan kerugiaannnya. Salah satu
pemanfaatannya adalah sistem irigasi. Tanaman multikultural merupakan tanaman
musiman yang perkembangannya dipengaruhi oleh struktur tanahnya yang gembur,
drainase atau saluran tempat air mengalir baik, kemiringan lereng sesuai
sehingga saat hujan turun, air tidak menggenangi tanaman, dan curah hujan yang
cukup sehingga air yang diperlukan untuk pengembangan tanaman tidak kekurangan.
Saran
1.
Saat melaksanakan
studi lapangan diharapkan mampu memperhatikan objek yang diamati dengan baik,
mendengarkan penjelasan dengan baik agar dalam penyusunan laporan tidak terjadi
kecacatan.
2.
Saat melaksanakan
studi lapangan diharapkan mampu mempertahankan kerja sama tim dengan baik.
Komentar
Posting Komentar